GARASI
rancangan arsitektur adalah mengolah tapak, yang disesuaikan mengikuti tuntutan dan kebutuhan kegiatannya
Elemen alami, dalam dunia arsitektur, memiliki pesonanya sendiri. Kehadirannya, pada setiap kesempatan, akan memberikan nuansa alami yang mampu menciptakan lingkungan, ruang, serta tempat dimana kita berpijak menjadi lebih hommy. Membuat kita serasa mengenalnya dengan sangat baik, sangat dekat..
Setiap tempat, dimana sebuah karya seni bangunan berdiri di atasnya, akan selalu bercerita, menyampaikan kepada kita tentang kondisi yang melatarbelakanginya. Upaya menghadirkan material-material yang ada di sekitar tempat berpijak tersebut akan mampu mengingatkan kepada seseorang, betapa keberadaannya merupakan bagian dari alam lingkungan itu sendiri. Penghuni, bangunan, dan alam akan selalu saling membutuhkan. Membutuhkan sesuatu, untuk saling bertegur sapa...
Setiap tempat selalu membutuhkan pemecahan desain tersendiri dan tidak memungkinkan, atau bahkan aneh rasanya, jika mengulang-ulang pemecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Dari sebuah kata bernama "tempat", kebutuhan-kebutuhan akan dengan sendirinya terprogram, untuk di telaah lebih lanjut. Begitu pula dengan cara kita merancang serta teknis penyelesainnya. Sebuah tempatlah yang membuka kemungkinan-kemungkinan untuk menjelajahi dunia kreativitas untuk kemudian di kembangkan. Dari sebuah tempat, perancangan arsitektural akan menemui pemaknaannya.
Sesungguhnya, jika kita mau untuk berhenti sejenak memaknai, lingkungan setempat telah menyediakan potensi-potensi serta nilai-nilai yang sangat penting sebagai latar belakang bagi sebuah karya seni bangunan dalam mewujudkan dirinya. Potensi serta nilai untuk menjawab pertanyaan, mengapa ia hadir di atas tempatnya berpijak saat ini. Potensi-potensi lingkungan setempat akan mengajak kita, arsitek, untuk kemudian belajar membaca lingkungan dan kemudian merencanakan sebuah tanggapan terhadapnya, dalam wujud lingkungan binaan (dalam bahasa awam, sebuah tempat bermukim). Kemampuan membaca ini menjadi lebih utama dibandingkan mengusung sebuah teori yang sudah berulang kali dipakai untuk mendapatkan sebuah penyelesaian yang unik dan pas.
Tanpa mengesampingkan pentingnya konsep desain dari perancangnya, pemikiran arsitektural yang bertolak dari sebuah tempat akan memberi sumbangan pemikiran baru akan banyak berpengaruh kepada kecintaan masyarakat terhadap kekayaan (bahkan dalam wujud non fisik) yang dimilikinya. Bukankah teori rancang bangun perlu dikembangkan berdasarkan realitas yang sedang terjadi pada tempat dan dalam kurun waktu tertentu?
Yang masih belajar menjadi seorang Arsitek, dengan cara-cara berarsitektur yang bijak..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar