Welcome To My Imajination

Selamat Datang di Dunia 3Dimensi
Terima Kasih Sudah Berkunjung Saya berharap Blog ini bisa tampil lebih baik lagi tentunya harapan itu merupakan harapan kita semua.. karna itu saya butuh Masukan, Kritikan dan Saran dari teman-teman semua untuk memaksimalkan isi blog ini, sekali lagi Selamat Berkunjung semoga blog ini bermanfaat bagi anda...
@ Creat: By Abank.

Jumat, 30 November 2012

GARASI

Rumah Adat Sunda

 
November 30th, 2012
Indonesia tanah air yang kaya akan budaya dan sampai juga akhirnya kita ke tanah Sunda. Kali ini mari kita membahas rumah adat Sunda atau rumah tradisional suku Sunda yang mempunyai nama Imah. Suku Sunda sendiri merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia setelah suku jawa. Suku Sunda adalah etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa. Rumah adat Sunda pada umumnya mempunyai kolong dengan ketinggian 50 cm – 1 m  diatas permukaan tanah. Kalau rumah adat Sunda yang berumur cukup tua mempunyai kolong dengan ketinggian bisa mencapai 1,8 M. Biasanya Kolong rumah di gunakan untuk menyimpan peralatan bertani dan kandang binatang ternak. Kolong rumah tersebut mempunyai nama kolong Imah dan untuk masuk kedalam rumah terdapat tangga yang di beri nama Golodog.
Rumah adat Sunda sebagian besar terbuat dari kayu atau bambu, Rumah adat Sunda itu sendiri memiliki nama yang bermacam-macam jenis sesuai dengan bentuk atap dan pintu rumahnya.
  • Suhunan Jolopong
  • Tagong Anjing
  • Badak Heuay
  • Perahu Kemureb
  • Jubleg Nangkub
  • Buka Pongpok
Yang paling gampang ditemui adalah Rumah Adat Sunda berbentuk Suhunan Jolopong karena bentuknya yang paling sederhana, Rumah adat bentuk atau jenis  Suhunan Jolopong banyak dijumpai di daerah-daerah cagar budaya atau di desa-desa jawa barat. Ruangan rumah adat suku Sunda terbagi menjadi tiga bagian. bagian depan, tengah dan belakang. Rangkay Imah sebutan kerangka dari unsur pokok elemen rumah, elemen itu terdiri dari bagian atas yaitu atap disebut dengan istilah hateup, dan susuhunan atau bubungan. Hateup pada rumah tradisional sunda terbuat dari bahan ijuk atau daun kawung (enau). Seluruh bagian dari rumah berdinding batang bambu yang dibelah. Dinding untuk sekat pada bilik-bilik di dalam rumah terbuat dari anyaman bambu yang disebut dengan giribig dan lantai terbuat dari papan kayu. Bangunan rumah adat Sunda menggunakan sistem paseuk / pasak (terbuat dari bambu) atau dengan tali terbuat dari ijuk ataupun sabut kelapa yang di pilin. Ruangan bagian depan disebut dengan tepas, emper, sosoro atau beranda. Berfungsi untuk menerima tamu dan untuk bersantai di lua. Bagi masyarakat Sunda yang memiliki tanah cukup luas, biasanya mereka membangun sebuah bangunan berupa kamar khusus untuk tamu yang sejajar dengan beranda. Ruang dibagian tengah rumah disebut Tengah Imah. Pada bagian ini, terdapat pangkéng sebutan kamar tidur dan jumlah kamar tidur dibuat sesuai jumlah anggota keluarga dan ukuran tiap kamar disesuaikan dengan luas rumah. Ruang tidur orang tua, anak laki-laki dan perempuan terpisah. Terdapat pula ruang keluarga tempat berkumpulnya keluarga. Bagian belakang rumah disebut juga Tukang Imah. Terdapat dapur dan ruang goah. Dapur berfungsi sebagai ruangan untuk memasak. Ruang Goah adalah ruangan dekat dengan dapur yang berfungsi untuk menyimpan bahan makanan, bumbu-bumbu masak, perabot-perabot dapur dan padaringan. Padaringan adalah gentong terbuat dari tanah liat yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan beras. Hanya kaum perempuan yang boleh memasuki dapur dan ruang goa. Bagian belakang luar rumah dibangun sumur sebagai sumber air. Tersedia pula tempat jemuran dan pancuran air. Tradisi Sunda memandang tabu kaum laki-laki bila masuk ke dapur, dan itu dianggap tidak baik. Ruangan belakang ini suka dijadikan tempat menerima tamu perempuan. Sedangkan bagian beranda rumah, dikhususkan untuk menerima tamu laki-laki. Leuit adalah bangunan tempat menyimpan hasil bumi. Biasanya digunakan sebagai lumbung padi. Dibangun terpisah dari rumah. Saung Lisung adalah bangunan untuk masyarakat umum dan disediakan oleh masyarakat sekitar. Berfungsi sebagai tempat warga menumbuk padi ramai-ramai secara gotong royang dan penuh kebersamaan. Kegiatan menumbuk padi ini, di sebagian masyarakat Sunda disertai dengan nyanyian dan iringan ketukan lisung dan halu saling bersahutan. Nilai filosofis yang terkandung didalam arsitektur rumah tradisional Sunda secara umum, nama suhunan rumah adat orang Sunda ditujukan untuk menghormati alam sekelilingnya. Ditilik dari material rumah adat Sunda itu sendiri terkesan tipis dan ringkih tentu hal ini tidak mungkin dipakai untuk tempat perlindungan layaknya sebuah benteng perlindungan dari peperangan antar kampung, jadi masyarakat suku Sunda sangat menjunjung tinggi perdamaian dan kerukunan antar umat manusia. Rumah bagi orang Sunda semata sebagai tempat perlindungan dari hujan, angin, terik matahari dan binatang.

Jumat, 02 November 2012

Peran Arsitektur Tingkatkan Kuantitas dan Kualitas Wisatawan | Suara Pembaruan


Peran Arsitektur Tingkatkan Kuantitas dan Kualitas Wisatawan
Selasa, 30 Oktober 2012 | 9:53
Menparekraf Mari Pangestu saat membuka the 15th Asian Congress of Architect di Nusa Dua, Bali. [istimewa] Menparekraf Mari Pangestu saat membuka the 15th Asian Congress of Architect di Nusa Dua, Bali. [istimewa] 

[JAKARTA] Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu menyatakan pentingnya peran arsitektur dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menjadi bukti untuk menelusuri perjalanan sejarah dan modal pengembangan karakter bangsa, karya arsitektur juga melambangkan kreativitas yang merupakan suatu perpaduan dari seni, budaya dan teknologi. 

“Kemenparekraf akan mendorong upaya pelestarian bangunan bersejarah, termasuk menjaga langgam arsitektur tradisional, kearifan lokal dan cara hidup masyarakat di masa lampau. Kita akan mengedepankan pendekatan fisik dan nonfisik,” papar Mari Pangestu saat membuka the 15th Asian Congress of Architect di Nusa Dua, Bali (29/10). 

Untuk pendekatan fisik misalnya membuat disain yang  kontemporer dengan tetap menjaga nilai-nilai tadisional,  penggunaan material lokal, perencanaan dan disain. Sementara untuk nonfisik misalnya melalui penciptaan even dan merumuskan kebijakan ruang publik Mari menambahkan, dengan meningkatnya jumlah kelas menengah khususnya di Indonesia, kebutuhan untuk berwisata, berekreasi, dan menghasilkan suatu karya kreatif telah menjadi sebuah gaya hidup.  

Melalui perencanaan dan disain yang baik, karya arsitektur dapat mengukuhkan suatu lokasi menjadi daya tarik wisata. Kemenparekraf akan mengembangkan 16 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan beberapa zona kreatif. Ide kreatif dari para arsitek diharapkan mampu mengangkat tempat-tempat tersebut menjadi daya tarik wisata yang berdaya saing internasional. Kemenparekraf menargetkan 10 juta wisatawan mancanegara datang ke Indonesia pada 2014. 

Untuk wisatawan nusantara targetnya adalah 255 juta perjalanan dengan pengeluaran Rp191,5 triliun. “Kita berharap arsitektur dapat berperan disini karena wisatawan dalam memutuskan untuk datang ke Indonesia pasti akan memperhatikan kualitas hotel, resor, museum, dan galeri, termasuk unsur estetikanya. Dengan karya arsitektur yang dapat memenuhi ekspektasi mereka, maka diharapkan bukan hanya kuantitas, tapi juga kualitas wisatawan yang datang akan meningkat,” kata Mari Pangestu. 

Dalam pemaparannya Mari Pangestu menyebutkan bahwa sesuai dengan visi Kemenparekraf, arsitektur yang menjadi salah satu subsektor dari ekonomi kreatif akan diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan memberikan nilai tambah. Untuk mencapai tujuan tersebut ada tiga nilai yang akan dijadikan pedoman. 

Pertama
, mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan tetap memperhatikan kondisi sosial dan budaya. Kemenparekraf akan mendukung berkembangnya arsitektur yang memperhatikan kearifan lokal dan budaya. Kedua, memperhatikan keseimbangan antara lingkungan dan nilai budaya dan sosial sebagai inspirasi bagi insan kreatif. 

Kemenparekraf akan mendukung pengembangan karya arsitektur yang memperhatikan kondisi alam dan lingkungan di Indonesia misalnya dengan disain yang mampu beradaptasi dengan ancaman banjir dan gempa bumi. Ketiga, mengedepankan konservasi lingkungan melalui karya arsitektur yang mengembangkan konsep arsitektur hijau (green architect), ramah lingkungan dan efisien. 

Bagi ekonomi kreatif, kontribusi arsitektur sebagai salah satu dari 15 industri kreatif yang akan diklola oleh Pemerintah, menunjukkan statistik yang menarik. Nilai tambah yang dihasilkan tahun 2010 mencapai Rp19,9 triliun, sekitar 4,2% dari total industri kreatif. Dengan pertumbuhan 6,8%, kenaikan arsitektur merupakan tertinggi ke-4 dibandingkan seluruh industri kreatif. 

Sektor ini tercatat menyerap 36.659 tenaga kerja, juga tumbuh tertinggi dibanding sektor lain sebesar 17%. Tidak hanya disitu, produktivitas tenaga kerja sektor arsitektur, yaitu nilai tambah yang dihasilkan perpekerja pertahun, juga menunjukkan angka tertinggi dibanding sektor lain, yakni sebesar Rp182,3 juta. Tahun 2014, Kemenparekraf menargetkan kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB mencapai 7,5%, dan khusus subsektor arsitektur diharapkan mampu tumbuh 9%. Untuk mendorong pertumbuhan tersebut pengembangan ruang publik, pelestarian bangunan bersejarah, membangun jejaring antararsitek, dan meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap karya arsitektur menjadi hal yang penting. [PR/H-15]


GARASI