Welcome To My Imajination

Selamat Datang di Dunia 3Dimensi
Terima Kasih Sudah Berkunjung Saya berharap Blog ini bisa tampil lebih baik lagi tentunya harapan itu merupakan harapan kita semua.. karna itu saya butuh Masukan, Kritikan dan Saran dari teman-teman semua untuk memaksimalkan isi blog ini, sekali lagi Selamat Berkunjung semoga blog ini bermanfaat bagi anda...
@ Creat: By Abank.

Kamis, 13 September 2012

FAKTOR BENTUK PERILAKU TERHADAP RUANG

GARASI


FAKTOR BENTUK PERILAKU TERHADAP RUANG

A.       Mengubah Luas Fisik Menjadi Kesan Luas
Sejalan dengan banyak persoalan tentang kondisi ruangan yang sering kita peroleh relatif semakin kecil, satu sisi alternatif penyelesaian memang tidak dapat kita penuhi, namun alternatif lainnya masih dapat menjadi pilihan yang dapat kita lakukan. Sisi subyektif manusia, sebagai salah satu unsure keberhasilan penikmatan, merupakan factor yang dirancang fleksibel terhadap beberapa kondisi meskipun sifatnya manipulatif dari ukuran obyek. Keluasan ruangan dapat ditafsirkan secara subyektif dengan mengenali perilaku indera dan sifat psikologis manusia. Indera dan psikologis memberikan definisi ‘luas’ melalui beberapa aspek pertimbangan tertentu.

B.       Penerangan Ruang
Dalam memperlakukan ruangan sebenarnya kita berusaha untuk mempermainkan ilusi kita agar kenikmatan dapat kita rasakan. Untuk menghasilkan kesan luas kita dapat memanfaatkan ilusi yang didapat dari indera terhadap jarak . Memainkan penerangan berarti kita juga memainkan ilusi jarak antara dinding tersebut dengan kita sebagai pengamat.
Secara teori dari aspek kecerahan penerangan, semakin cerah akan menimbulkan efek jarak semakin jauh. Kebalikannya semakin suram atau redup akan menimbulkan efek jarak semakin mendekat. Teknik ini dapat kita dapatkan dari pengalaman ruang sehari-hari, yaitu kita mencoba untuk meredupkan penerangan lampu pada ruangan agar supaya ruangan tersebut terjadi suasana yang akrab, lebih privasi. Contoh lain terdapat dlaam ruangan tidur kita yang menginginkan suasana lebih privat. Sedangkan dalam suasana pesta dalam ruang kita akan berusaha untuk membuat ruangan tersebut menjadi sangat terang sehingga meskipun ruangan terbatas kita dapat merasakan jangkauan ilusi terhadap ruangan tersebut secara bebas.
Dalam praktiknya kita dapat merasakan bahwa penerangan dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap jangkauan ruangan. Batasan ilusi jarak ruangan dapat ditentukan oleh intensitas penerangan tersebut.

C.       Pemilihan Warna Terang atau Gelap
Warna dapat menentukan ilusi jarak terhadap ruang. Warna-warna tertentu memiliki efek terhadap kondisi psikologis kita. Warna merah akan memberikan ilusi jarak mendekat, sehingga terhadap keluasan ruangan warna ini akan memberikan kesan luas ruangan menjadi menyempit. Sebaliknya warna ruang kuning akan memberikan efek ilusi menjauh, sehingga terhadap keluasan ruangan akan berakibat munculnya kesan luas.
Hasil dari analisis diatas, terdapat suatu kecenderungan bahwa warna terang akan memberikan efek ruangan jadi mempunyai ‘kesan luas’. Sedangkan warna gelap akan memberikan efek ruangan jadi mempunyai ‘kesan sempit’.

D.       Kemasifan dan Transparansi Permukaan
Ruangan yang terlalu banyak komposisi pembatas masifnya akan cenderung mempunyai karakter tertutup, sempit, privat, individual. Contoh ekstremnya kita dapat melihat pada ruangan penjara di lembaga pemasyarakatan. Meskipun dari segi fisik ruangan tersebut sebenarnya sudah sempit dari ukuran umumnya, kondisi tersebut diperkuat dengan kemasifan permukaan yang sangat tinggi dengan bukaan yang sangat sedikit.
Kemasifan ruangan dalam arsitektur ditentukan oleh banyaknya dinding yang pejal atau tidak tembus pandang. Bidang-bidang pembatas dengan karakter tertentu mempunyai sifat transparans yang membantu mewujudkan kesan luas ruangan.

E.       Ornamen dan dan Tekstur Permukaan
Sering dalam ruangan kita mendapatkan banyak ukiran atau pasangan pengisi seperti gypsum dan juga batu alam dengan teksturnya. Secara umum factor tekstur sangat menentukan hadirnya ornament permukaan pada bidang dinding.
Adanya ornament maupun tekstur sebenarnya mempunyai peran untuk mengkomunikasikan antara individu penghuni ruangan dengan lingkungan ruangan tersebut. Komunikasi terjadi jika terdapat kesan-kesan yang dapat ditangkap dan dinikmati. Tekstur garis merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam rangka mengesankan ilusi ruang. Jika ruang tersebut mempunyai elemen tekstur garis yang sangat dominant maka ruangan tersebut dapat dipastikan mempunyai ilusi jarak dan orientasi ruang sesuai arah dari garis-garis tekstur tersebut.

F.        Komposisi pengisi Ruang
Faktor yang satu ini memerlukan perhatian khusus karena menyangkut sistim pengaturan ruangan. Pengisi ruang untuk masing-masing orang sangat bervariasi. Hal tersebut berhubungan dengan kemampuan dan selera masing-masing individu terhadap properti yang ingin dimiliki. Termasuk disini adalah perabot, lukisan dinding, dan property lainnya. Dimaksud komposisi disini adalah jumlah property yang mengisi ruangan tersebut, kemudian cara menata property tersebut.
Property ruangan juga akan mempengaruhi orientasi ruangan tersebut. Orientasi merupakan bagian sistim komunikasi dari penghuni ruangan dengan ruangan itu sendiri. Sehingga sudah barang tentu pengisi-pengisi ruang tersebut mempunyai peranan membentuk kesan ruang tersebut.

G.       Proporsi Volume Ruang
Aspek yang satu ini mungkin hanya diberlakukan untuk rancangan ruang yang belum terbangun namun jika diterapkan pada ruangan yang sudah terbangun untuk merubah secara fisik membutuhkan pendanaan yang terlalu besar.
Jika kita akan membangun rumah kita dihadapkan memberikan masukan terhadap rancangan denah yang dibuat arsiteknya. Hal tersebut dimaksudkan agar kita mendapatkan proporsi ruang yang sesuai dengan keinginan estetika ruang yang diinginkan.
Pada prinsipnya semua factor-faktor diatas masih sangat ditentukan oleh keahlian subyektif dari perancang atau seorang arsitek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar