Welcome To My Imajination

Selamat Datang di Dunia 3Dimensi
Terima Kasih Sudah Berkunjung Saya berharap Blog ini bisa tampil lebih baik lagi tentunya harapan itu merupakan harapan kita semua.. karna itu saya butuh Masukan, Kritikan dan Saran dari teman-teman semua untuk memaksimalkan isi blog ini, sekali lagi Selamat Berkunjung semoga blog ini bermanfaat bagi anda...
@ Creat: By Abank.

Kamis, 13 September 2012

Antropologi Arsitektur-1

GARASI


PENGANTAR ANTROPOLOGI ARSITEKTUR
ARTI DAN DEFINISI
Rapaport mengungkapkan bahwa arsitektur bermula sebagai tempat bernaung. Oleh karena itu banyak anggapan di masyarakat bahwa arsitektur adalah sesuatu yang berhubungan dengan bangunan sebagai tempat tinggal.
Pada awalnya arsitektur lebih terkait kepada bangunan, terutama bangunan untuk tempat tinggal yang masih banyak dipengaruhi oleh adat, sehingga pembuatannya banyak memasukkan unsur adat. Kemudian dengan semakin majunya zaman, maka hasil karya arsitektur semakin bermacam-macam bentuknya.
Berdasarkan kamus, kata arsitektur (architecture), berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi = kepala, dan techton = tukang, maka architecture adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan.

Menurut O’Gorman arsitektur merupakan suatu wujud seni, yaitu arsitektur menggunakan seni sebagai sesuatu yang penting untuk digunakan sebagai interior.
Moore and Allen menjelaskan bahwa manusia hidup dalam ruang yang tidak terbatas. Arsitektur memotong atau membatasi ke-“tidak terbatas”-an ini, sehingga memberi makna bagi kegiatan manusia yang berlangsung di dalamnya.
ARSITEKTUR DAN KEBUDAYAAN
 Arsitektur menjadi muara manifestasi berbagai nilai budaya yang ada di masyarakat.
 Unsur yang akan selalu ada dalam proses penciptaan “karya arsitektur” adalah “keindahan”. Estetika merupkan wujud dari kebudayaan (ide &gagasan)
 Aktifitas dalam bentuk teknik-teknik tertentu yang sudah terbentuk menjadi struktur sistem baku dalam dunia arsitektur merupakan wujud ketiga arsitektur sebagai sebuah kebudayaan atau merupakan wujud tindakan.
 Sebuah “karya arsitektur” mengkomunikasikan kondisi masyarakat di mana artefak tersebut berada. Artefak merupakan wujud akhir yang timbul akibat adanya gagasan dan tindakan dalam suatu kebudayaan, wujud fisik.
 “Karya arsitektur” sebagai produk arsitektur merupakan wujud fisik yang secara nyata dapat dilihat, disentuh dan dirasakan kehadirannya dalam masyarakat. Wujud fisik ini, baik dalam skala bangunan tunggal maupun sebuah lingkungan buatan, dapat difahami sebagai sebuah artefak.
 Arsitektur à bidang kajian tentang tata ruang.
 Tata ruang à membatasi ruang dalam kehidupan manusia.
 Ruang seolah ‘tanpa batas’, penataan ruang ditujukan untuk membatasi ruang ‘tanpa batas’ tersebut.
 Penataan ruang dilakukan berdasarkan nilai & perilaku yang dianut oleh pemakai/pengguna arsitektur, untuk mencapai penataaan ruang sesuai dengan harapan (bangunan digunakan sebagaimana fungsi/kegunaannya).
 Pembatasan ruang dilakukan untuk member makna dalam kegiatan manusia di dalamnya. Contoh: bangunan-bangunan tertentu ditujukan untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Rumah untuk tempat tinggal, gedung olah raga untuk berolah raga, lapangan sepak-bola untuk bermain sepak bola.
 Demikian pula batasan wilayah juga disebut pembatasan ruang, sebab wilayah-wilayah yang ada di sekitar manusia diperuntukkan berdasarkan kepemilikan dan peruntukan dalam perencanaan pembangunan tata kota. Misalnya rumah pribadi (private room), taman kota (public space), batas-batas wilayah kepemilikan tanah yang dapat dikelola secara peribadi atau milik pemerintah.
 Antropologi Arsitektur dalam hal ini berperan menganalisis aspek-aspek sosial-budaya dalam pembangunan-penggunaan sebuah karya arsitektur. Selama ini Teknik Arsitektur (Arsitektur murni) hanya melihat aspek fisiknya saja.
 Teknik Arsitektur à teknik/teknologi pembangunan karya arsitektur.
 Antropologi Arsitektur à nilai/symbol/makna estetika dari karya arsitektur (meening/deep meening dari manusia yang akan menempati ruang). Antropologi selajutnya memberikan tafsiran yang dapat dipakai oleh para arsitek dalam membaca perubahan tata ruang.
 Antropologi Arsitektur à berdasarkan pada penilaian estetika dari sebuah ruang/bangunan.
 Analisisnya ditujukan ke masalah-masalah:
1. Konsep-konsep ruang dan kelanjutannya,
2. Perilaku membangun, hunian dan pemukiman, dalam memandang kondisi-kondisi keberadaan manusia
 Arsitktur berfungsi sebagai ‘mitos’ didasarkan oleh:
  1. Arsitektur sebagai seni, dinilai berdasarkan latar belakang sejarah pemilik/pengguna suatu ruang/bangunan.
  2. Meskipun sebuah karya arsitektural berdiri kokoh di zaman modern seperti sekarang ini, aspek-aspek sosial-buaya senantiasa terkandung dalam sebuah ruang/bangunan. Dapat dilihat dari nilai/simbol-simbol/makna-makna dan perilaku yang dikembangkan oleh pengguna ruang/bangunan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar