GARASI
Berdasarkan penyelidikan akibat gempa menunjukkan pentingnya
denah bangunan yang sederhana dan elemen-elemen struktur penahan
gaya horisontal yang simetris. Struktur seperti ini dapat menahan gaya
gempa Iebih baik karena kurangnya efek torsi dan kekekuatannya yang
lebih merata.
Bentuk suatu bangunan dalam suatu perencanaan “bangunan Tahan
Gempa” pada dasarnya akan mempengaruhi hal hal sebagai berikut :
· Tingkat kesulitan dalam perencanaan dan analisa
· Perilaku bangunan saan dilanda gempa
Tingkat kesulitan dalam perencanaan, terutama bentuk bangunan yang
tidak teratur ( tidak simetris ), memerlukan proses analisa dinamis dan
sangat sulit menentukan perilaku bangunan disaat gempa mengguncang.
Struktur-struktur dengan bentuk yang sederhana dan simetris mempunyai
ketahanan yang paling baik terhadap gempa
2. Bahan bangunan harus seringan mungkin
Hal ini dikarenakan besarnya beban inersia gempa adalah sebanding
dengan berat bahan bangunan.
Sebagai contoh penutup atap genteng diatas kuda-kuda kayu menghasilkan
beban gempa horisontal sebesar 3 x beban gempa yang dihasilkan oleh
penutup atap seng diatas kuda-kuda kayu. Sama halnya dengan pasangan
dinding bata menghasiIkan beban gempa sebesar 15 x beban gempa yang
dihasilkan oleh dinding kayu. Di negara jepang yang terkenal dengan daerah
gempa, mereka menggunakan material kertas dan bambu sebagai struktur
utama, hal ini karena material tersebut mamiliki bobot yang cukup ringan
bila di bandingkan dengan material yang lainya.
3. Sistim konstruksi penahan beban harus memadai
3.1. Ssistem konstruksi pondasi
Struktur pondasi berperanan penting untuk memindahkan beban gempa
dari dinding ke
tanah. Sangat sederhana membuat fondasi rumah, namun fondasi yang
kuat memerlukan pengetahuan yang cukup sehingga fondasi bangunan
yang baik haruslah kokoh menyokong beban dan tahan terhadap perubahan
termasuk getaran.
gaya tekan dari dinding. Pondasi memindahkan gaya-gaya datar tersebut
ke pada tanah yang ditahan oleh daya dukung tanah dan tekanan tanah
lateral.
ke pada tanah yang ditahan oleh daya dukung tanah dan tekanan tanah
lateral.
Pondasi disini menggunakan pondasi batu kali setempat, yaitu pada sudut
sudut bangunan sebagai tempat menumpunua srtuktur atap dan srtuktur
bangunan yang lain. Penempatan pondasi.
sudut bangunan sebagai tempat menumpunua srtuktur atap dan srtuktur
bangunan yang lain. Penempatan pondasi.
seperti ini bertujuan agar ketika terjadi goncangan dan perbedaan kekuatan
tanah yang mendukung maka pondasi tersebut akan bergerak mandiri,
tidak akan saling mempengaruhi antara pondasi yang satu dengan yang
lainya yang akan mengakibatkan patahan pada struktur pondasi. Penempatan
fondasi juga perlu diperhatikan kondisi batuan dasarnya.Pada dasarnya
fondasi yang baik adalah seimbang atau simetris.
tanah yang mendukung maka pondasi tersebut akan bergerak mandiri,
tidak akan saling mempengaruhi antara pondasi yang satu dengan yang
lainya yang akan mengakibatkan patahan pada struktur pondasi. Penempatan
fondasi juga perlu diperhatikan kondisi batuan dasarnya.Pada dasarnya
fondasi yang baik adalah seimbang atau simetris.
3.2. Sistem Konstruksi Dinding
Konstruksi dinding rumah tahan gempa ini tidak menggunakan material
batu bata tetapi menggunakan material kayu. Material kayu adalah material
yang cukup tepat digunakan untuk konstruksi kerangka dinding, selain lebih
ringan dan mudah dalam pemasangan kayu juga memiliki tingkat elastisitas
yang cukup tinggi, sehingga sangat baik digunakan untuk konstruksi rumah
tahan gempa. Kayu yang digunakan adalah kayu kayu yang banyak dipasaran
misalnya ukuran 6/12, 8/15.
batu bata tetapi menggunakan material kayu. Material kayu adalah material
yang cukup tepat digunakan untuk konstruksi kerangka dinding, selain lebih
ringan dan mudah dalam pemasangan kayu juga memiliki tingkat elastisitas
yang cukup tinggi, sehingga sangat baik digunakan untuk konstruksi rumah
tahan gempa. Kayu yang digunakan adalah kayu kayu yang banyak dipasaran
misalnya ukuran 6/12, 8/15.
Untuk penutup dinding menggunakan bilik dilapisi dengan multiplek agar
angin tidak masuk kedalam ruangan, sedangkan untuk penutup dinding
daerah basah dan dapur menggunakan teknologi beton, yang kemudian
dilapisi oleh keramik. Kemungkinan lain untuk memperkaku dinding adalah
sistim diafragma dengan menggunakan plywood, particle board atau
sejenisnya, atau pengaku diagonal kayu untuk dinding bilik. Selain itu untuk
Sistem cross bracing (perkuatan silang) untuk dinding dan konstruksi panggung
dibawah rumah berfungsi untuk memperkuat dan memperkokoh bangunan
pada bangunan kayu.
angin tidak masuk kedalam ruangan, sedangkan untuk penutup dinding
daerah basah dan dapur menggunakan teknologi beton, yang kemudian
dilapisi oleh keramik. Kemungkinan lain untuk memperkaku dinding adalah
sistim diafragma dengan menggunakan plywood, particle board atau
sejenisnya, atau pengaku diagonal kayu untuk dinding bilik. Selain itu untuk
Sistem cross bracing (perkuatan silang) untuk dinding dan konstruksi panggung
dibawah rumah berfungsi untuk memperkuat dan memperkokoh bangunan
pada bangunan kayu.
Untuk memenuhi persyaratan keawetan kayu, maka kayu yang digunakan
harus kayu kualitas 1 yang tahan terhadap iklim, sudah cukup umur, sudah
direndam serta sudah di lapisi cairan anti rayap.
harus kayu kualitas 1 yang tahan terhadap iklim, sudah cukup umur, sudah
direndam serta sudah di lapisi cairan anti rayap.
3.3. Sistem Konstruksi Atap
Berikut ini adalah beberapa fungsi atap yang lebih khusus (spesifik):
· menerima beban oleh bobot sendiri, yaitu beban kuda-kuda dan bahan
pelapis berarah vertikal kemudian meneruskannya pada kolom dan pondasi
pelapis berarah vertikal kemudian meneruskannya pada kolom dan pondasi
· menahan tekanan angin muatan yang berarah horizontal pada gevel
· menerima panas oleh sinar matahari dan menahan suhu agar tetap
dingin di ruang bawah atap dan menyerap panas tersebut hal ini terdapat
pada konsep dalamkonsep arsitektur tropis
dingin di ruang bawah atap dan menyerap panas tersebut hal ini terdapat
pada konsep dalamkonsep arsitektur tropis
· menghindari masuknya air hujan
Pada konstruksi atap rumah tahan Gempa, Kuda-kuda menggunakan
material kayu dengan penutup atap menggunakan genteng metal yang
cukup ringan. Untuk memperkuat hubungan antara batang dan menjaga
stabilitasnya, maka Konstruksi kuda kuda yang dipergunakan adalah
konstruksi kuda kuda dengan bentuk segitiga yang menerus hingga
menumpu pada pondasi. Bentuk tersebut sangat cocok ditempatkan
di lahan gempa,
Mengapa menerus sampai pondasi? Hal ini bertujuan agar bentukan
rumah memiliki bentuk segitiga seutuhnya tanpa ada bidang Vertikan
yang memungkinkan terjadinya gaya torsi yang lebih besar jika terjadi
gempa. Selain itu konstruksi atap tidak membebani konstruksi dinding
yang ada di bawahnya karena tumpuan atap langsung menumpu pada
pondasi setempat.
Segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Bidang Vertikal seperti
dinding dan kolom berada di dalam bidang segi tiga yang berfungsi
memperkuat konstruksi kuda kuda tersebut. Beberapa aspek yang
perlu diperhatikan adalah sambungan antar batang horisontal jangan
terletak pada titik buhul, hal ini untuk menghindari terjadinya lendutan,
sambungan harus ditempatkan antara sambungan tarik dan sambungan
tekan.
3.4. Sistem Konstruksi Lantai Panggung
Lantai panggung banyak mengadopsi dari konsep konsep rumah tradisional
karena lantai panggung dinilai lebih kuat menahan gaya lateral yang
ditimbulkan oleh pergerakan tanah,
Selain itu rumah panggung bertujuan untuk menjaga keawetan material,
karena pada rumah panggung material kayu tidak kontak langsung
dengan tanah, dan mencegah masuknya air ketika terjadi mujan deras
dan banjir
Bila dikaitkan dengan rumah yang berwawasan lingkungan, maka rumah
panggung berpotensi menjaga lahan hijau dan permukaan tanah sebagai
daerah serapan air.